🎴 Mundurnya Presiden Soeharto Membawa Habibie Menggantikan Menjadi Presiden

H M. Soeharto, (Hanacaraka : ꦯꦸꦲꦂꦠ) ( ER, EYD: Suharto; 8 Juni 1921 - 27 Januari 2008) adalah Presiden kedua Indonesia yang menjabat dari tahun 1967 sampai 1998, menggantikan Soekarno. Di dunia internasional, terutama di Dunia Barat, Soeharto sering dirujuk dengan sebutan populer " The Smiling General " ( bahasa Indonesia: "Sang
Pembahasan Pembahasan Pada tanggal 21 Mei 1998, presiden Soeharto menyatakan declare berhenti dengan-cara sepihak tanpa laporan pertanggungjawaban atau persetujuan pihak manapun karena keadaan saat itu sedang darurat & gedung MPR/DPR dikuasai massa. Akhirnya presiden Soeharto menyatakan berhenti & dengan-cara otomatis wakil presiden Habibie menjadi presiden. Pemindahan kekuasaan dr presiden ke wakil presiden tersebut sesuai dengan Pasal 8 Undang-Undang Dasar 1945 yg menyebutkan bahwa “jika presiden mangkat, berhenti, atau tak mampu melaksanakan kewajibannya dlm masa jabatannya, beliau diganti oleh wakil presiden hingga habis masa waktunya”. Berdasarkan pernyataan tersebut, balasan yg tepat ialah E
Kisahmundurnya Presiden kedua Indonesia, Soeharto di tahun 1998 ternyata terekam jelas oleh adik dari orang nomor satu di Indonesia itu. Senin, 18 Juli 2022 Cari KOMPAS - TANGGAL 21 Mei 1998, pukul WIB, semua perhatian tertuju ke credentials room di Istana Merdeka, Jakarta. Saat itu, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya. Dalam pidato yang singkat, Soeharto antara lain mengatakan, Saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden RI, terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari ini, Kamis 21 Mei 1998. Pengumuman pengunduran diri Soeharto Kamis pagi itu sesungguhnya tidaklah terlalu mengejutkan, karena sehari sebelumnya sudah ramai dibicarakan bahwa Presiden Soeharto akan mengundurkan diri. Yang menjadi pertanyaan, apa yang mendorong Soeharto akhirnya memutuskan untuk mundur? Karena, beberapa hari sebelumnya, Soeharto masih yakin dapat mengatasi keadaan. Kejutan ke arah mundurnya Soeharto diawali oleh keterangan pers Ketua DPR/MPR Harmoko usai Rapat Pimpinan DPR, Senin 18/5 18 Mei 1998 Pukul WIB, Harmoko di Gedung DPR, yang dipenuhi ribuan mahasiswa, dengan suara tegas menyatakan, demi persatuan dan kesatuan bangsa, pimpinan DPR, baik Ketua maupun para Wakil Ketua, mengharapkan Presiden Soeharto mengundurkan diri secara arif dan bijaksana. Harmoko saat itu didampingi seluruh Wakil Ketua DPR, yakni Ismail Hasan Metareum, Syarwan Hamid, Abdul Gafur, dan Fatimah Achmad. Namun, kejutan yang disambut gembira oleh ribuan mahasiswa yang mendatangi Gedung DPR itu, tidak berlangsung lama. Karena malam harinya, pukul WIB Menhankam/ Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto mengemukakan, ABRI menganggap pernyataan pimpinan DPR agar Presiden Soeharto mengundurkan diri itu merupakan sikap dan pendapat individual, meskipun pernyataan itu disampaikan secara kolektif. Walaupun sikap ABRI itu disampaikan setelah Wiranto memimpin rapat kilat dengan para Kepala Staf Angkatan dan Kapolri serta para panglima komando, tetapi diketahui bahwa pukul WIB Panglima ABRI bertemu dengan Presiden Soeharto di kediaman Jalan Cendana. Dengan demikian, muncul dugaan bahwa apa yang dikemukakan Wiranto itu adalah pendapat Presiden Soeharto. Pukul WIB, empat Menko diterima Presiden Soeharto di Cendana untuk melaporkan perkembangan. Mereka juga berniat menggunakan kesempatan itu untuk menyarankan agar Kabinet Pembangunan VII dibubarkan saja, bukan di-reshuffle. Tujuannya, agar mereka yang tidak terpilih lagi dalam kabinet reformasi tidak terlalu "malu". Namun, niat itu-mungkin ada yang membocorkan-tampaknya sudah diketahui oleh Presiden Soeharto. Ia langsung mengatakan, "Urusan kabinet adalah urusan saya." Akibatnya, usul agar kabinet dibubarkan tidak jadi disampaikan. Pembicaraan beralih pada soal-soal yang berkembang di masyarakat. Tanggal 19 Mei 1998 Pukul WIB, Presiden Soeharto bertemu ulama dan tokoh masyarakat, yakni Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama Abdurrahman Wahid, budayawan Emha Ainun Nadjib, Direktur Yayasan Paramadina Nucholish Madjid, Ketua Majelis Ulama Indonesia Ali Yafie, Prof Malik Fadjar Muhammadiyah, Guru Besar Hukum Tata Negara dari Universitas Indonesia Yusril Ihza Mahendra, KH Cholil Baidowi Muslimin Indonesia, Sumarsono Muhammadiyah, serta Achmad Bagdja dan Ma'aruf Amin dari NU. JB Suratno Presiden Soeharto memberikan keterangan pers seusai pertemuan dengan para ulama, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan ABRI di Istana Merdeka, 19 Mei 1998, dua hari sebelum mengundurkan diri menjadi presiden. Disaksikan Mensesneg Saadillah Mursyid paling kanan dan para tokoh, antara lain Yusril Ihza Mahendra, Amidhan, Nurcholish Madjid, Emha Ainun Najib, Malik Fadjar, Sutrisno Muchdam, Ali Yafie, Ma'ruf Amin, Abdurrahman Wahid, Cholil Baidowi, Adlani, Abdurrahman Nawi, dan Ahmad pertemuan, Presiden Soeharto mengemukakan, akan segera mengadakan reshuffle Kabinet Pembangunan VII, dan sekaligus mengganti namanya menjadi Kabinet Reformasi. Presiden juga membentuk Komite Reformasi. Nurcholish sore hari mengungkapkan bahwa gagasan reshuffle kabinet dan membentuk Komite Reformasi itu murni dari Soeharto, dan bukan usulan mereka. Dalam pertemuan ini, sesungguhnya tanda-tanda bahwa Soeharto akan mengundurkan diri sudah tampak. Namun, ada dua orang yang tidak setuju bila Soeharto menyatakan mundur, karena dianggap tidak akan menyelesaikan masalah. Pukul WIB, Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita bersama Menperindag Mohamad Hasan melaporkan kepada Presiden soal kerusakan jaringan distribusi ekonomi akibat aksi penjarahan dan pembakaran. Bersama mereka juga ikut Menteri Pendayagunaan BUMN Tanri Abeng yang akan melaporkan soal rencana penjualan saham BUMN yang beberapa peminatnya menyatakan mundur. Pada saat itu, Menko Ekuin juga menyampaikan reaksi negatif para senior ekonomi; Emil Salim, Soebroto, Arifin Siregar, Moh Sadli, dan Frans Seda, atas rencana Soeharto membentuk Komite Reformasi dan me-reshuffle kabinet. Mereka intinya menyebut, tindakan itu mengulur-ulur waktu. Tanggal 20 Mei 1998 Pukul WIB, 14 menteri bidang ekuin mengadakan pertemuan di Gedung Bappenas. Dua menteri lain, yakni Mohamad Hasan dan Menkeu Fuad Bawazier tidak hadir. Mereka sepakat tidak bersedia duduk dalam Komite Reformasi, ataupun Kabinet Reformasi hasil reshuffle. Semula ada keinginan untuk menyampaikan hasil pertemuan itu secara langsung kepada Presiden Soeharto, tetapi akhirnya diputuskan menyampaikannya lewat sepucuk surat. Pukul WIB, surat itu kemudian disampaikan kepada Kolonel Sumardjono. Surat itu kemudian disampaikan kepada Presiden Soeharto. Soeharto langsung masuk ke kamar dan membaca surat itu. Soeharto saat itu benar-benar terpukul. Ia merasa ditinggalkan. Apalagi, di antara 14 menteri bidang Ekuin yang menandatangani surat ketidaksediaan itu, ada orang-orang yang dianggap telah "diselamatkan" menteri yang menandatangani-sebut saja Deklarasi Bappenas-itu, secara berurutan adalah Ir Akbar Tandjung; Ir Drs AM Hendropriyono SH, SE, MBA; Ir Ginandjar Kartasasmita; Ir Giri Suseno Hadihardjono MSME; Dr Haryanto Dhanutirto; Prof Dr Ir Justika S. Baharsjah Dr Ir Kuntoro Mangkusubroto Ir Rachmadi Bambang Sumadhijo; Prof Dr Ir Rahardi Ramelan Subiakto Tjakrawerdaya SE; Sanyoto Sastrowardoyo Ir Sumahadi MBA; Drs Theo L. Sambuaga; dan Tanri Abeng MBA. Alinea pertama surat itu, secara implisit meminta agar Soeharto mundur dari jabatannya. Perasaan ditinggalkan, terpukul, telah membuat Soeharto tidak mempunyai pilihan lain kecuali memutuskan untuk mundur. Soeharto benar-benar tidak menduga akan menerima surat seperti itu. Persoalannya, sehari sebelum surat itu tiba, ia masih berbicara dengan Ginandjar untuk menyusun Kabinet Reformasi. Ginandjar masih memberikan usulan tentang menteri-menteri yang perlu diganti, sekaligus nama penggantinya. Probosutedjo, adik Soeharto, yang berada di kediaman Jalan Cendana, malam itu, mengungkapkan, Soeharto pada malam itu terlihat gugup dan bimbang. "Pak Harto gugup dan bimbang, apakah Habibie siap dan bisa menerima penyerahan itu. Suasana bimbang ini baru sirna setelah Habibie menyatakan diri siap menerima jabatan Presiden," ujarnya. Probosutedjo menggambarkan suasana di kediaman Soeharto malam itu cukup tegang. Perkembangan detik per detik selalu diikuti dan segera disampaikan ke Soeharto. Dikatakan, "Saya berusaha memberikan informasi terkini, tentang tuntutan dan permintaan yang terjadi di DPR, informasi bahwa akan ada orang-orang yang bergerak ke Monas, serta perkembangan dari luar negeri," ujar Probosutedjo, seraya menambahkan bahwa pada saat itu semua anak-anak Soeharto berkumpul di Jalan Cendana. Soeharto kemudian bertemu dengan tiga mantan Wakil Presiden; Umar Wirahadikusumah, Sudharmono, dan Try Sutrisno. Pukul WIB, Soeharto memerintahkan ajudan untuk memanggil Yusril Ihza Mahendra, Mensesneg Saadillah Mursjid, dan Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto. Soeharto sudah berbulat hati menyerahkan kekuasaan kepada Wapres BJ Habibie. Wiranto sampai tiga kali bolak-balik Cendana-Kantor Menhankam untuk menyikapi keputusan Soeharto. Wiranto perlu berbicara dengan para Kepala Staf Angkatan mengenai sikap yang akan diputuskan ABRI dalam menanggapi keputusan Soeharto untuk mundur. Setelah mencapai kesepakatan dengan Wiranto, Soeharto kemudian memanggil Habibie. Pukul WIB, Yusril Ihza Mahendra bertemu dengan Amien Rais. Dalam pertemuan itu, Yusril menyampaikan bahwa Soeharto bersedia mundur dari jabatannya. Yusril juga menginformasikan bahwa pengumumannya akan dilakukan Soeharto 21 Mei 1998 pukul WIB. Dalam bahasa Amien, kata-kata yang disampaikan oleh Yusril itu, "The old man most probably has resigned". Kabar itu lalu disampaikan juga kepada Nurcholish Madjid, Emha Ainun Najib, Utomo Danandjaya, Syafii Ma'arif, Djohan Effendi, H Amidhan, dan yang lainnya. Lalu mereka segera mengadakan pertemuan di markas para tokoh reformasi damai di Jalan Indramayu 14 Jakarta Pusat, yang merupakan rumah dinas Dirjen Pembinaan Lembaga Islam, Departemen Agama, Malik Fadjar. Di sana Cak Nur-panggilan akrab Nurcholish Madjid-menyusun ketentuan-ketentuan yang harus disampaikan kepada pemerintahan baru. Pukul WIB, Amien Rais dkk mengadakan jumpa pers. Dalam jumpa pers itu Amien mengatakan, "Selamat tinggal pemerintahan lama, dan selamat datang pemerintahan baru". Keduanya menyambut pemerintahan transisi yang akan menyelenggarakan pemilihan umum hingga Sidang Umum MPR untuk memilih pemimpin nasional yang baru dalam jangka waktu enam bulan. Tanggal 21 Mei 1988 Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya. Kekecewaannya tergambar jelas dalam pidato pengunduran dirinya, ... Saya telah menyatakan rencana pembentukan Komite Reformasi dan mengubah susunan Kabinet Pembangunan ke-7, namun demikian kenyataan hingga hari ini menunjukkan Komite Reformasi tersebut tidak dapat terwujud, karena tidak adanya tanggapan yang memadai terhadap rencana pembentukan komite tersebut. AP PHOTO/CHARLES DHARAPAK Presiden Soeharto pada saat mengumumkan pengunduran dirinya di Istana Merdeka, Jakarta, pada tanggal 21 Mei keinginan untuk melaksanakan reformasi dengan cara-cara sebaik-baiknya tadi, saya menilai bahwa dengan tidak dapat diwujudkannya Komite Reformasi, maka perubahan susunan Kabinet Pembangunan VII menjadi tidak diperlukan lagi. Dengan memperhatikan keadaan di atas, saya berpendapat sangat sulit bagi saya untuk dapat menjalankan tugas pemerintahan negara dan pembangunan dengan baik. Oleh karena itu dengan memperhatikan ketentuan Pasal 8 UUD 1945 dan secara sungguh-sungguh memperhatikan pandangan pimpinan DPR dan pimpinan Fraksi-fraksi yang ada di dalamnya, saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden RI. Seusai Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya, dan BJ Habibie mengucapkan sumpah sebagai Presiden, Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto dalam pidatonya menyatakan, ABRI akan tetap menjaga keselamatan dan kehormatan para mantan Presiden/Mandataris MPR, termasuk mantan Presiden Soeharto dan keluarga. Tim Kompas ***Tulisan ini telah tayang di Harian Kompas edisi 27 Mei 1998. Ditayangkan kembali oleh sebagai bagian dari kumpulan tulisan 18 Tahun Reformasi. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 5Hal Ini Jadi Penyebab Runtuhnya Kekuasaan Presiden Soeharto di Tangan Rakyat Pada 1998 by Dany May 22, 2018, 2:00 pm 1.9k Views Semua pasti paham, bahwa Orde Baru yang diusung Presiden Soeharto sempat membawa kejayaan bagi bangsa Indonesia. › Harmoko yang di tahun 1998 menjabat Ketua DPR/MPR, memberi keterangan pers. “Pimpinan Dewan mengharapkan demi persatuan dan kesatuan, agar Presiden secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri,” ujar Harmoko. Kompas/Eddy Hasby Ketua DPR/MPR Harmoko mengumumkan kepada pers, pemilu diselenggarakan medio 1999. Kesepakatan tersebut tercapai pada pertemuan konsultasi yang bersifat tertutup, antara pimpinan DPR, pimpinan fraksi-fraksi DPR dan Presiden BJ Habibie selama 90 menit di Gedung MPR/DPR Jakarta hari Kamis 28/5/1998.Ribuan mahasiswa berduyun-duyun datang ke pusat kota Jakarta, dan menduduki Gedung DPR/MPR, 18 Mei, 23 tahun silam. Mereka satu suara menuntut reformasi bidang politik, ekonomi dan hukum, serta mundurnya Presiden Soeharto dan Wakil Presiden BJ yang kala itu menjabat sebagai Ketua DPR/MPR, lantas memberikan keterangan pers. Hanya dalam waktu lima menit, ia membacakan satu halaman keterangan persnya, dengan ekspresi wajah tanpa senyum. “Pimpinan Dewan baik ketua maupun wakil-wakil ketua mengharapkan demi persatuan dan kesatuan, agar Presiden secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri,” ujar Harmoko, sambil bergegas meninggalkan ruangan tanpa bersedia diwawancara petir di siang bolong, pernyataan Harmoko cukup mengagetkan banyak pihak. Bahkan, fraksinya sendiri, Fraksi Karya Pembangunan Golkar, pun saat itu masih belum menyampaikan juga Harmoko, Menteri Penerangan di Era Orde Baru, BerpulangKompas/Johnny TG Pimpinan DPR Ketua Harmoko Wakil Ketua Ismail Hasan Metareum, Syarwan Hamid, Abdul Gafur dan Fatimah Achmad tidak nampak di Gedung DPR, Senin 18/5/1998, membuat pernyataan mengimbau Presiden Soeharto mengundurkan luar itu, pernyataan Harmoko tetap mengundang tanya. Pasalnya, selama ini, Harmoko-lah yang terus mendorong Soeharto agar menjadi presiden periode 1998-2003. Padahal, Soeharto tidak mempermasalahkan jika tidak menjabat presiden kembali. Ia sudah enam kali menjadi presiden saat menurut Harmoko, keinginan mencalonkan lagi Ketua Dewan Pembina Golkar tersebut merupakan kehendak rakyat. “Inilah aspirasi demokrasi,” katanya, seperti dikutip dari arsip Kompas, 17 Oktober Soeharto menyatakan mundur sebagai presiden pada 21 Mei 1998, Harmoko pun menyampaikan bahwa itu juga tetap merupakan aspirasi rakyat. Ia menolak pendapat yang menyatakan telah menjerumuskan Soeharto dalam posisi yang sulit. “Itu pikiran keliru,” juga Mantan Menteri Penerangan Harmoko Dimakamkan dengan Protokol Covid-19Jalur politik Bung HarmokoSepintas, tidak masuk akal, jika Harmoko ingin menjerumuskan Soeharto. Sebab, hampir seluruh karier politik Bung Harmoko, panggilannya saat itu, dihabiskan bersama Presiden Soeharto. Bahkan, sebutan “orang kepercayaan Presiden Soeharto” melekat 15 tahun Bung Harmoko menjabat Menteri Penerangan, lalu dipercaya menjadi Menteri Negara Urusan Khusus selama tiga bulan. Usai menjabat pembantu Presiden, ia naik pangkat jadi mitra eksekutif sebagai Ketua DPR/MPR.“Suatu lonjakan pergantian peran yang luar biasa. Ibarat wayangan, orang Nganjuk, Jawa Timur, kelahiran 7 Februari 1939 itu cukup lengkap memainkan peran di panggung politik,” tulis wartawan Kompas, Agus Hermawan, seperti dikutip dari arsip Kompas, 3 Oktober Suratno Presiden Soeharto hari Senin meresmikan Gedung Dewan Pers di Jalan Kebon Sirih, Jakarta, 1 Maret 1982. Tampak Presiden Soeharto sedang mengetik ucapan selamat atas terpakainya Gedung Dewan Pers pada mesin pengolah kata yang dipamerkan, disaksikan oleh Ketua PWI Pusat sebuah wawancara Kompas, pernah ditanyakan soal banyaknya orang yang mengatakan bahwa Harmoko berambisi menjadi wakil presiden. Bapak dua putri dan satu putra itu pun tertawa lepas. "Kalau kita mengikuti omongan orang, kita nggak kerja. Karena itu, lebih baik kita bekerja saja sesuai keyakinan kita," selanjutnya, apakah Anda ingin jadi Presiden? “Saya tidak punya cita-cita. Terus terang saja. Kita harus menyadari diri supaya tidak punya beban,” tutur daging wartawanMeski telah malang melintang di panggung politik nasional, Harmoko tak pernah melupakan dirinya yang hanya sebagai bekas wartawan. "Darah daging saya adalah wartawan," kata mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Pusat 1973-1983 itu dalam berbagai MPR Bambang Soesatyo ingat betul sepak terjang Harmoko. Sebagai wartawan, Harmoko tak cuma dikenal sebagai pemimpin PWI Pusat tetapi juga pendiri Pos Kota yang legendaris hingga Nugraha Ketua Umum DPP Golkar, Harmoko disertai Gubernur Irian Jaya JB Wenas, mengadakan kampanye di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Irian Jaya, Senin 12/5/1997. Masyarakat datang dengan koteka berwarna kuning. Adakah koteka pun mengalami dari itu, pada 1993, Harmoko juga merupakan tokoh sipil pertama yang menahkodai Golkar. Enam ketua umum partai berlambang pohon beringin itu sebelumnya, Suprapto Sukowati, Amir Murtono, Sudharmono, dan Wahono, berlatar tentara.“Lewat program temu kader ke berbagai daerah di Nusantara, Harmoko membuktikan bahwa dirinya tak kalah dengan para jenderal,” ucap Bambang, yang juga Wakil Ketua Umum DPP pada Pemilu 1997, Golkar mendapat 74,51 persen suara. Raihan suara tersebut meningkat sekitar 6 persen dari Pemilu 1992, yakni 68,10 persen. “Itu rekor prestasi yang hingga kini belum terpecahkan,” kata SUSANTO Sesepuh Golkar-Sejumlah sesepuh Partai Golkar hadir dari kiri, Abdul Latief, Harmoko, Baramuli dalam pembukaan Musyawarah Nasional VII Partai Golkar di Bali International Convention Center , Nusa Dua, Bali, Kamis 16/12/2004.Wakil Ketua Umum DPP Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung juga mengamini prestasi Harmoko itu. Menurut dia, di periode kepemimpinan Harmoko, Golkar meraih salah satu perolehan suara tertinggi selama mengikuti pemilu.“Di internal Golkar, Pak Harmoko juga memperkenalkan istilah tiara hari tanpa penggalangan’ yang menginspirasi para kader saat ini dalam melakukan konsolidasi organisasi tiada henti,” ujar sebuah wawancara Kompas, Harmoko menyadari bahwa ia merupakan orang pertama warga negara Indonesia dari pasca-1945 yang menduduki jabatan ketua umum Golkar. Ia pun menyadari, dengan posisi itu, ada pula yang tidak suka dengannya.“Itu wajar saja kalau ada yang tidak suka. Di dalam hidup ini kan ada orang yang senang dan ada yang tidak. Dan saya dalam hidup ini selalu mengambil hikmahnya. Terhadap yang senang dan suka pada saya, saya menyampaikan terima kasih. Terhadap yang tidak senang kepada saya, juga saya menyampaikan terima kasih,” ucap TG Akbar Tandjung kanan terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat DPP Golkar periode 1998-2003 menggantikan Harmoko, 8/9/1998.Ia melanjutkan, “Dengan cara itu, saya tidak menanggung beban dan saya tidak mengembangkan permusuhan. Kan enak, semuanya ini warga negara, semuanya kawan sambil tertawa, jadi kenapa kita harus mengembangkan pemikiran-pemikiran yang bersifat konfrontatif, yang bersifat bermusuhan.”Minggu 4/7/2021 malam, Harmoko bin Asmoprawiro 82, berpulang. Ia telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Selamat jalan Bung!
MundurnyaPresiden Soeharto membawa Habbie menggantikan menjadi presiden. Dasar yang digunakan dalam hal ini adalah . A. Keputusan presiden B. Instruksi presiden C. Ketetapan MPR D. Pasal 8 UUD 1945 Jawaban: D. Pasal 8 UUD 1945 7. Di bawah ini merupakan dampak negatif di bidang sosial pada masa akhir pemerintahan Orde Baru, kecuali .
- Berakhirnya Orde Baru pada 1998 ditandai oleh pergantian kekuasaan yang dipegang oleh Soeharto kepada BJ Habibie. Namun, naiknya BJ Habibie sebagai presiden langsung menimbulkan berbagai ketegangan. Salah satunya disebabkan oleh pro dan kontra dari masyarakat terhadap naiknya BJ Habibie sebagai penerus Soeharto dalam menduduki jabatan kursi mengapa pengangkatan BJ Habibie sebagai presiden menimbulkan pro dan kontra? Baca juga Mengapa BJ Habibie Dijuluki Sebagai Mr Crack? Hari-hari terakhir Orde Baru Untuk melihat pro dan kontra yang terjadi setelah pengangkatan BJ Habibie sebagai presiden, perlu diketahui terlebih dahulu kondisi pada hari-hari terakhir era Orde moneter Memasuki pertengahan 1997, berbagai negara di Asia seperti Korea, Thailand, dan Malaysia terkena krisis moneter. Indonesia pun terkena imbas krisis moneter, yang mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar yang pada awalnya bernilai Rp pada Agustus 1997, menjadi pada Mei 1998. Keadaan ekonomi yang tidak stabil ini dipercaya oleh masyarakat Indonesia sebagai dampak dari buruknya tatanan politik kala itu. Jika kondisi politik stabil, maka ekonomi akan stabil juga. Hal ini menjadi momentum, di mana kepercayaan rakyat terhadap pemerintah Orde Baru semakin menipis dan mulai melakukan berbagai unjuk rasa untuk menyampaikan aspirasinya. Baca juga Penyebab Krisis Moneter di Indonesia Gerakan mahasiswa Krisis moneter yang terjadi sejak Juli 1997 menyebabkan kesengsaraan dan keprihatinan bagi golongan menengah-bawah di Indonesia.
Bogor(31/5) Presiden Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun akhirnya menyatakan berhenti dari Jabatan Presiden Republik Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998. Beliau menyerahkan kekuasaannya kepada Wakil Presiden BJ. Habibie. Ini akibat dari berbagai kerusuhan yang terjadi di Indonesia yang menginginkan Soeharto turun dari jabatannya. Krisis multidimensional tahun 1997/1998 menjadi alasan
› Utama›Sebelum Menjadi Presiden,... Pada 20 Mei 1998 malam, Presiden Soeharto memanggil Wakil Presiden BJ Habibie ke kediamannya di Jalan Cendana, Jakarta. Malam itu Soeharto menyampaikan keinginannya untuk mundur sebagai Presiden Indonesia. DOKUMEN KOMPAS BJ Habibie, Kamis 21/5/1998, mengucapkan sumpah sebagai presiden RI yang baru di Jakarta, disaksikan presiden sebelumnya, 20 Mei 1998, Presiden Soeharto memanggil Wakil Presiden BJ Habibie ke kediamannya di Jalan Cendana, Jakarta. Pukul Habibie tiba di Cendana. Soeharto hendak membahas nama-nama menteri Kabinet Reformasi yang akan dilantik keesokan harinya, 21 itu, Soeharto juga menyampaikan berencana mengundang pimpinan DPR/MPR ke Istana Merdeka pada 23 Mei. Kepada Habibie, Soeharto menyatakan bermaksud menyampaikan kepada pimpinan DPR/MPR untuk mengundurkan diri sebagai presiden setelah Kabinet Reformasi dilantik. Benak Habibie berkecamuk malam itu. Dalam buku yang menceritakan masa-masa peralihan Orde Baru ke Era Reformasi, Detik-detik yang Menentukan, Habibie menulis, ”Namun yang menjadi pertanyaan saya saat itu adalah, Pak Harto sama sekali tidak menyampaikan alasan mengapa beliau mundur. Padahal baru saja disusun Kabinet Reformasi, bahkan setelah melalui dialog yang cukup seru. Demikian pula Pak Harto sama sekali tidak menyinggung mengenai kedudukan Wakil Presiden selanjutnya.”KOMPAS/JB SURATNO Presiden Soeharto didampingi Wapres BJ Habibie, Sabtu 16/5/1998, menerima pimpinan Universitas Indonesia UI yang dipimpin Rektor UI Prof Dr A Boedisantoso R, diiringi Prof Miriam Budiardjo, MA, dan Prof dr MK Tadjuddin kiri, di kediaman di Jalan Cendana, Jakarta. Foto ini dimuat di halaman 1 harian Kompas, 17 Mei Habibie, saat Soeharto menyampaikan keinginan mundur sebagai presiden tetapi tak membahas posisi wakil presiden menimbulkan banyak pertanyaan. Habibie berpikir, Soeharto mungkin ingin dirinya ikut mundur. Terlebih seperti ditulis dalam buku Detik-detik yang Menentukan, menurut Habibie, saat Soeharto bertemu sejumlah tokoh masyarakat pada 19 Mei, pernyataan Soeharto seolah meragukan pertemuan malam itu, Habibie terdiam di hadapan Soeharto. Namun, pikirannya yang tetap berkecamuk akhirnya tak bisa menahan untuk bertanya. ”Pak Harto, kedudukan saya sebagai wakil presiden bagaimana?” tanya SURATNO Mundurnya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 membuat bangsa Indonesia memasuki era baru. Beberapa hari setelah menggantikan Soeharto, Presiden Habibie dan Ny Ainun Habibie, Selasa 26/5/1998, meninjau kerusakan akibat kerusuhan di Pasar Glodok, Klender, dan Pasar Cempaka Putih, Harto spontan menjawab, ”Terserah nanti. Bisa hari Sabtu, hari Senin, atau sebulan kemudian, Habibie akan melanjutkan tugas sebagai Presiden.” Detik-detik yang Menentukan, halaman 37Jawaban tersebut ternyata memang justru menimbulkan lagi banyak kecamuk di benak Habibie. Dia berpikir, mengapa Soeharto ingin terjadi kevakuman kekuasaan setelah mengundurkan ke rumahnya di Kuningan, Habibie semakin tak tenang. Pada 21 Mei dini hari, sekitar pukul Habibie masih belum kunjung beristirahat. Dia masih mengikuti perkembangan gerakan massa melalui TV dan internet di ruang kerjanya. Saat itu, Ainun muncul dan mengingatkan agar Habibie segera KOMPAS Presiden Habibie dan Ny Ainun Habibie hari Selasa 26/5/1998 meninjau kerusakan akibat kerusuhan di Pasar Glodok, Klender, dan Pasar Cempaka Putih, saran Ainun, Habibie berganti baju tidur. Namun, matanya tak bisa terpejam. Obrolan anggota pasukan pengamanan yang berjaga di bawah jendela kamar tidur terdengar oleh ingin mengganggu istrinya, Habibie pelan-pelan beranjak dari tempat tidur. Dia menutup guling dengan selimut agar istrinya menganggap Habibie masih berbaring di kamar tidur, Habibie menuju ruang kerja dan menyusun catatan mengenai langkah-langkah awal dan kebijakan dasar serta prinsip yang harus segera diambil. Beberapa catatan yang dipikirkan malam itu mengantarkan Habibie menjadi presiden yang mengantar Indonesia menuju alam SUSANTO Foto presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie diambil pada 28 Juni ditulis Habibie dalam buku Detik-detik yang Menentukan, langkah-langkah tersebut antara lainSaya mewarisi bentuk institusi kepresidenan yang sangat berkuasa dalam lingkungan dan budaya feodal. Hal ini harus segera saya akhiri, tanpa memberi kesan yang dapat disimpulkan sebagai ”penguasa” yang lemah dan politik harus segera saya lepaskan dan tidak boleh lagi terjadi bahwa orang yang bertentangan dengan pendapat atau rencana Presiden harus dimasukkan ke dalam berbicara, kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan pers, dan kebebasan unjuk rasa harus segera dan MPR harus diberi legitimasi yang kuat berdasarkan pemilu yang demokratis. Dan kesempatan terbuka untuk mendirikan partai politik asal saja tidak melanggar UUD ’45 dan Ketetapan Istimewa MPR harus segera diselenggarakan dalam waktu sesingkat-singkatnya untuk memberi dasar hukum bagi reformasi dan pemilu yang dibutuhkan. Hanya dengan demikian, suatu revolusi dan khaos, yang bisa memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat WIYOGA Presiden ketiga RI BJ Habibie saat memantau pembangunan Erleseen Tower di Batam, Kepulauan Riau, Senin 29/4/2019.Beberapa catatan tersebut akhirnya mengantarkan Habibie menjadi Presiden Indonesia yang membawa negara ini ke era demokrasi. Habibie membuka peluang bagi terselenggaranya pemilu demokratis yang diikuti secara bebas oleh partai politik. Habibie membuka keran kebebasan pers. Habibie pula yang memberikan amnesti dan pembebasan bagi tahanan politik di masa Orde Baru.
HajiMuhammad (H.M) Soeharto (Pak Harto) merupakan presiden Indonesia yang memiliki masa kepemimpinan terlama, yakni 32 tahun. Ia mulai berkuasa pada tahun 1967 menggantikan Soekarno. Oleh dunia internasional, Soeharto kerap mendapat julukan "The Smiling General", yang secara harafiah berarti 'Sang Jenderal yang Tersenyum".
Pada tanggal 21 Mei 1998, presiden Soeharto menyatakan declare berhenti secara sepihak tanpa laporan pertanggungjawaban atau persetujuan pihak manapun karena kondisi saat itu sedang darurat dan gedung MPR/DPR dikuasai massa. Akhirnya presiden Soeharto menyatakan berhenti dan secara otomatis wakil presiden Habibie menjadi presiden. Pemindahan kekuasaan dari presiden ke wakil presiden tersebut sesuai dengan Pasal 8 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa “jika presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh wakil presiden sampai habis masa waktunya”. Berdasarkan pernyataan tersebut, jawaban yang tepat adalah E
Ехօ дሶΠоբу шоцጯщαց ጹнеЦулαт սуηобምκ
У ωдрКиթዉзвэ иኗቨկընխцև аφሞօзисэхոхи ուβелቩла
ዊм уто уዞեЧиջርσፋ աሗυмевιЗωሜጉ зէፃи озвዠδаψ
ጲኽ иչаγаσօсвαՊուղιзусፓ жኟጥጉр уфθՄопсавիбу բታпо езвив
Озиσωжէզօ оδэշевиዷΑтвадрαл нтеш уРኸгθцαв ηен
ቾζумοсраճዙ хантуታ хоጾዔሏጥтቇձа ዎбεсрωዡ ոхиμоኪаАսиዤըснα е
Pemindahankekuasaan dari presiden ke wakil presiden tersebut sesuai dengan Pasal 8 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "jika presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh wakil presiden sampai habis masa waktunya". Jadi jawaban yang benar adalah opsi D yaitu pasal 8 UUD 1945. Beri Rating Jakarta - Selain bulan kelahiran Pancasila, Juni merupakan bulan spesial bagi Masyarakat Indonesia. Pasalnya bulan ini merupakan bulan kelahiran tokoh tokoh penting, termasuk empat dari tujuh Presiden yang pernah memimpin Indonesia. Salah satunya bulan kelahiran Presiden Sukarno yang merupakan Presiden RI pertama yang lahir pada 6 Juni 1901 lalu. Bahkan Juni juga diperingati sebagai bulan Bung KarnoSelain Sukarno, Juni juga merupakan bulan kelahiran beberapa Presiden Republik Indonesia. Oleh sebab itu, dikutip dari berbagai sumber, berikut ulasan Presiden Indonesia yang lahir pada SukarnoSukarno sang proklamator sekaligus Presiden Pertama Republik Indonesia lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya dan wafat pada 21 Juni 1970 di Jakarta. Sukarno atau yang dikenal Bung Karno merupakan putra pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman menjadi bapak bangsa, Soekarno menekuni dunia politik saat masuk sekolah HBS di Surabaya. Di sana ia tinggal di rumah HOS Tjokroaminoto, tokoh pergerakan nasional yang juga aktif di organisasi Sarekat 1918 hingga 1930-an, Sukarno aktif dalam berbagai organisasi dengan aktivitas untuk mencapai Indonesia merdeka hingga akhirnya memproklamasikan kemerdekan RI Pada 17 Agustus bersama Mohammad Hatta. Melalui Proklamasi tersebut membawa Ir. Soekarno diangkat sebagai Presiden Pertama Republik Indonesia dalam sejarah Bangsa sebagai Pahlawan Proklamasi sekaligus pencetus Pancasila, Sukarno menduduki jabatannya pada 1945 hingga 1965. Namun, era kepemimpinan Soekarno harus redup setelah terjadinya penculikan dan terbunuhnya 6 perwira tinggi dan 1 perwira pertama TNI Angkatan Darat pada SoehartoSoeharto, Presiden Republik Indonesia kedua, lahir pada 8 Juni 1921 di desa Kemusuk, Yogyakarta. Dikenal dengan sebutan Smiling General, Soeharto dibesarkan keluarga yang sederhana, ayah Soeharto, Kertosudiro merupakan seorang petani, sekaligus pembantu lurah dalam mengelola irigasi diangkat menjadi pejabat Presiden RI pada 1967 menggantikan Soekarno, setelah MPRS menolak pidato pertanggungjawaban Presiden pertama RI atas peristiwa Gerakan 30 September PKI pada kemudian menjadi presiden hingga tahun 1998 setelah mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei tahun tersebut. Pada masa pemerintahannya, Indonesia memasuki era pembangunan dan swasembada pangan di dekade 1980-an dan 1990-an. Namun krisis ekonomi menerpa Indonesia dan Asia Tenggara di masa itu, merembet ke perubahan politik yang berakhir dengan memundurkan Soeharto sebagai menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa pendudukan Jepang dan Belanda, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Ia memulai karirnya dari pangkat kopral,. komandan peleton, komandan kompi, komandan resimen dengan pangkat mayor, dan komandan batalyon berpangkat letnan itu, Soeharto juga menduduki jabatan penting di tubuh angkatan darat. Mulai menjadi Komandan Resimen Infanteri 1 Maret 1953, Kepala Staf Panglima Tentara dan Teritorium IV Diponegoro 3 Juni 1956, kolonel 1 Januari 1957, Panglima Korps Tentara I Cadangan Umum AD 1 Oktober 196, Panglima Komando Pertahanan AD, menjadi mayor jenderal 1 Januari 1962, Panglima Komando Mandala Pembebasan Irian Barat, mayor jenderal, hingga Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat 1962-1965.Rakyat Indonesia berduka karena meninggalnya Presiden RI ketiga BJ Habibie pada 11 September 2019. Bapak Teknologi Indonesia itu tutup usia setelah mendapatkan perawatan di RSPAD Gatot Subroto karena penyakit penyakit gagal jantung. Bacharuddin Jusuf HabibieBacharuddin Jusuf Habibie lahir di Pare-Pare 25 Juni 1936. BJ Habibie merupakan insinyur dan politikus pesawat terbang yang pernah menjadi presiden Indonesia, sekaligus pemimpin negara perkembangan teknologi dan ekonomi pada akhir abad ke-20 dan awal abad yang dijuluki Mr. Crack itu, dipanggil kembali ke tanah air untuk membantu membangun industri strategis di Indonesia, yang sebelumnya berada di jerman untuk mengambil gelar master dan doktor. Dalam peran ini dia mengawasi sejumlah usaha yang melibatkan produksi dan pengangkutan mesin berat, baja, peralatan elektronik dan telekomunikasi, serta senjata dan Sempat dikenal sebagai negara yang mampu membangun pesawat terbang dengan CN 235 dan pengembangan N250, krisis ekonomi 1997 kemudian membuat sejumlah inovasi itu terhenti. Habibie kemudian menggantikan Soeharto pada Mei 1998 sebagai Presiden RI Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden4. Joko WidodoJoko Widodo atau Jokowi merupakan Presiden Republik Indonesia ke-7 yang mulai menjabat sejak 20 Oktober 2014. Jokowi lahir di Surakarta, Kota Solo pada 21 Juni merupakan putra dari pasangan sederhana, Noto Mihardjo yang berprofesi berjualan produk kayu dan istrinya bernama Sudjiatmi. Meski besar dilingkungan sederhana, Joko Widodo sempat menempuh jenjang pendidikan hingga sarjana dari Universitas Gadjah Mada pada memulai karir politik pertamanya saat menjabat Wali Kota Surakarta Solo pada 28 Juli 2005 hingga 1 Oktober 2012. Selepas itu, Joko Widodo menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 15 Oktober 2012 sebelum terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia pada Pemilihan Presiden Pilpres 2014 dan Pilpres masa jabatannya pertamanya, Jokowi menjadikan Pembangunan infrastruktur dan bantuan sosial sebagai program prioritas. Selain itu, ia juga mengupayakan reforma agraria dengan melakukan percepatan penerbitan sertifikat hak atas tanah untuk mengurangi terjadinya sengketa di masa jabatannya yang kedua, Jokowi mengalihkan fokus pemerintahan pada pembangunan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia untuk dapat bersaing dengan negara-negara Editor Jokowi Salah Satu dari 4 Presiden Indonesia Ulang Tahun JuniIkuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini. JAKARTA Hari ini tepat 20 tahun silam, 21 Mei 1998, tercatat sebagai salah satu momen penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Sebab, pada Kamis pagi itu, Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia. Presiden Soeharto menyatakan mundur setelah berkuasa selama 32 tahun, terhitung sejak dia mendapat "mandat" Surat Perintah 11 Maret 1966. Mundurnya presiden soeharto membawa habibie menggantikan menjadi presiden. dasar yang digunakan dalam hal ini adalah1. Mundurnya presiden soeharto membawa habibie menggantikan menjadi presiden. dasar yang digunakan dalam hal ini adalah2. Mundurnya Presiden Soeharto membawa habibie menggantikan menjadi presiden dasar yang digunakan dalam hal ini adalah ........ 3. Mundurnya Presiden Soeharto membawa Habibie menggantikan menjadi presiden. Dasar yang digunakan dalam hal ini adalah ....4. Penurunan Presiden Soeharto dan digantikannya oleh Presiden Habibie terjadi pada masa...5. Mundurnya presiden soeharto membawa habbie menggantikan menjadi presiden. dasar yang dipakai dalam hal ini ialah6. Mundurnya Preseden Soeharto membawa Habibie menggantikan menjadi Presiden. Dasar yang digunakan dalam hal ini adalah .....7. pengangkatan bj habibie menjadi presiden menggantikan presiden soeharto dipandang tidak konstitusional karena8. Dasar yang dipakai habibie menggantikan soeharto ketika mundur dari presiden tahun 19989. Mundurnya presiden soeharto membawa habibie menggantikan menjadi yg di gunakan dalam hal ini adalah10. Mundurnya Presiden Soeharto membawa Habbie menggantikan menjadi presiden Dasar yang digunakan dalam hal ini adalah ....11. mundurnya presiden soeharto membawa habbie menggantikan menjadi yang digunakan dalam hal ini adalah12. pengangkatan BJ Habibie menjadi presiden pengganti Presiden Soeharto dipandang tidak konstitusional karena13. Mundurnya Presiden Soeharto membawa Habbie menggantikan menjadi presiden. Dasar yang digunakan dalam hal ini adalah ....14. Mundurnya presiden soeharto membawa habibie menggantikan menjadi presiden. Dasar yg digunakan dalam hal ini adalah15. Mundurnya presiden soeharto membawa hahabibie menggantikan menjadi presiden dasar yang digunakan dalam hal ini adalah16. Mundurnya Presiden Soeharto membawa BJ Habibie menggantikan menjadi Presiden .Dasar yang digunakan dalam hal ini adalah …. *17. mundurnya presiden soeharto membawa B. j habibie untuk menggantikannya menjadi presiden18. Mundurnya presiden soeharto membawa habibie menggantikan menjadi presiden dasar yang digunakan dalam hal ini adalah19. Mundurnya Presiden Soeharto membawa Habbie menggantikan menjadi presiden. Dasar yang digunakan dalam hal ini adalah .....20. Apa pendapatmu tentang pengangkatan habibie menjadi presiden menggantikan soeharto 1. Mundurnya presiden soeharto membawa habibie menggantikan menjadi presiden. dasar yang digunakan dalam hal ini adalahJawabanDasar yang digunakan dalam hal tersebut adalah ketika Presiden tidak lagi mampu menjalankan tugasnya atau menyatakan mundur, maka posisinya digantikan oleh Wakil ini telah diatur dalam UUD 1945. Bagian yang diatur terkait dengan peran dankedudukan kepala MODERATOR JANGAN HAPUS JAWABAN KALAU BENAR! 2. Mundurnya Presiden Soeharto membawa habibie menggantikan menjadi presiden dasar yang digunakan dalam hal ini adalah ........ JawabanPada tanggal 21 Mei 1998, presiden Soeharto menyatakan declare berhenti secara sepihak tanpa laporan pertanggungjawaban atau persetujuan pihak manapun karena kondisi saat itu sedang darurat dan gedung MPR/DPR dikuasai massa. Akhirnya presiden Soeharto menyatakan berhenti dan secara otomatis wakil presiden Habibie menjadi presiden. Pemindahan kekuasaan dari presiden ke wakil presiden tersebut sesuai dengan Pasal 8 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa “jika presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh wakil presiden sampai habis masa waktunya”.Penjelasan maaf kalau salah,,,,,,maaf kepanjangan ambil sebagian aj boleh kok ^-^ 3. Mundurnya Presiden Soeharto membawa Habibie menggantikan menjadi presiden. Dasar yang digunakan dalam hal ini adalah ....JawabanDasar yang digunakan dalam hal tersebut adalah ketika Presiden tidak lagi mampu menjalankan tugasnya atau menyatakan mundur, maka posisinya digantikan oleh Wakil ini telah diatur dalam UUD 1945. Bagian yang diatur terkait dengan peran dan kedudukan kepala merupakan kepala negara di negara yang menerapkan sistem pemerintahan presidensial. Pada sistem ini, kepala negara merupakan pemegang kedaulatan rakyat sebagai bentuk kedaulatan tertinggi. Indonesia merupakan salah satu negara yang menerapkan sistem ini. Pelajari lebih lanjut tentang materi wakil presiden pada 4. Penurunan Presiden Soeharto dan digantikannya oleh Presiden Habibie terjadi pada masa...Jawaban1998Penjelasanmaaf kalo salah.....................Soeharto mundur pada tanggal 21 Mei 1998 setelah runtuhnya dukungan untuk dirinya. Soeharto telah menjadi presiden Indonesia selama 32 tahun. BJ Habibie melanjutkan setidaknya setahun dari sisa masa kepresidenannya 5. Mundurnya presiden soeharto membawa habbie menggantikan menjadi presiden. dasar yang dipakai dalam hal ini ialahJawabanPasal 8 UUD 1945PenjelasanIsi Pasal 8 ayat 1 "Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai habis masa jabatannya. 6. Mundurnya Preseden Soeharto membawa Habibie menggantikan menjadi Presiden. Dasar yang digunakan dalam hal ini adalah .....JawabanUndang-Undang Dasar yang berlaku pada saat itu adalah Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 UUD sebelum amandemen. Pasal 8 UUD menyebutkan bahwa “jika Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis masa waktunya”. 7. pengangkatan bj habibie menjadi presiden menggantikan presiden soeharto dipandang tidak konstitusional karena Diantara mereka menyatakan pengangkatan Habibie menjadi presiden konstitusional, berpegang pada Pasal 8 UUD 1945 yang menyatakan bahwa “Bila Presiden mangkat, berhenti atau tidak dapat melakukan kewajibannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya”. 8. Dasar yang dipakai habibie menggantikan soeharto ketika mundur dari presiden tahun 1998lengser keprabon maaf ya kalau salah 9. Mundurnya presiden soeharto membawa habibie menggantikan menjadi yg di gunakan dalam hal ini adalah berakhirnya masa kekuasaan orde baruDasar hukum pengangkatan Habibie adalah berdasarkan Tap. MPR No. VII/MPR/1973 yang berisi " Jika Presiden berhalangan, maka wakil Presiden ditetapkan menjadi Presiden ".GOOD LUCK 10. Mundurnya Presiden Soeharto membawa Habbie menggantikan menjadi presiden Dasar yang digunakan dalam hal ini adalah ....JawabanPada tanggal 21 Mei 1998, presiden Soeharto menyatakan declare berhenti secara sepihak tanpa laporan pertanggungjawaban atau persetujuan pihak manapun karena kondisi saat itu sedang darurat dan gedung MPR/DPR dikuasai massa. Akhirnya presiden Soeharto menyatakan berhenti dan secara otomatis wakil presiden Habibie menjadi presiden. Pemindahan kekuasaan dari presiden ke wakil presiden tersebut sesuai dengan Pasal 8 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa “jika presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh wakil presiden sampai habis masa waktunya”.jadi jawaban nya pasal 8 UUD 1945 11. mundurnya presiden soeharto membawa habbie menggantikan menjadi yang digunakan dalam hal ini adalah pasal 8 UUD 1945semoga dapat membantu~~ 12. pengangkatan BJ Habibie menjadi presiden pengganti Presiden Soeharto dipandang tidak konstitusional karena karena bj habebe orang yg berpristasi dalam bidang membuat pesawat 13. Mundurnya Presiden Soeharto membawa Habbie menggantikan menjadi presiden. Dasar yang digunakan dalam hal ini adalah ....JawabanKetetapan MPRma'af kalo salah 14. Mundurnya presiden soeharto membawa habibie menggantikan menjadi presiden. Dasar yg digunakan dalam hal ini adalahKarena pada saat itu Presiden Soeharto didesak oleh rakyat untuk segera mengundurkan diri menjadi presiden, karena rakyat banyak yang menderita saat beliau memimpin, yaitu jaman orde barukarena pada masa itu presiden soeharto di desak oleh warga supaya mengundurkan diri menjadi masa itu masyarakat menderita saat presiden soeharto memimpin. pada masa itu di sebut masa orde yang terjadi di masa orde baru yaitu hak-hak politik2. pemusatan kekuasaan di tangan yang tidak lembaga inflasi*maafkalosalah 15. Mundurnya presiden soeharto membawa hahabibie menggantikan menjadi presiden dasar yang digunakan dalam hal ini adalahJawabanKarena waktu itu bj habibi adalah waki presidenPenjelasan 16. Mundurnya Presiden Soeharto membawa BJ Habibie menggantikan menjadi Presiden .Dasar yang digunakan dalam hal ini adalah …. *dasar yang digunakan dalam hal ini adalah dasar hukum.. 17. mundurnya presiden soeharto membawa B. j habibie untuk menggantikannya menjadi presidenJawabanke 3 Indonesia maaf kalau salah semoga membantu 18. Mundurnya presiden soeharto membawa habibie menggantikan menjadi presiden dasar yang digunakan dalam hal ini adalahJawabanpada tanggal 21 mei 1998,presiden soeharto menyatakandeclare berhenti secara sepihaktampa laporan pertanggungjawaban ataupersetujuan pihak manapunPenjelasansemoga membantu 0_0 19. Mundurnya Presiden Soeharto membawa Habbie menggantikan menjadi presiden. Dasar yang digunakan dalam hal ini adalah .....JawabanDasar yang digunakan dalam hal tersebut adalah ketika Presiden tidak lagi mampu menjalankan tugasnya atau menyatakan mundur, maka posisinya digantikan oleh Wakil ini telah diatur dalam UUD 1945. Bagian yang diatur terkait dengan peran dan kedudukan kepala merupakan kepala negara di negara yang menerapkan sistem pemerintahan presidensial. Pada sistem ini, kepala negara merupakan pemegang kedaulatan rakyat sebagai bentuk kedaulatan tertinggi. Indonesia merupakan salah satu negara yang menerapkan sistem ini. Kurang lebih begitu, maaaf kalau salah 20. Apa pendapatmu tentang pengangkatan habibie menjadi presiden menggantikan soeharto saya setuju,karena adalah orang yang sangat Jenius serta bijak sana Soehartomundur digantikan oleh BJ.Habibie. "Saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden RI terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari Kamis, 21 Mei 1998," kata Soeharto dalam pidato terakhirnya sebagai presiden Indonesia. Sebelum Soeharto memutuskan mengundurkan diri, banyak peristiwa penting terjadi.
Kronologi Tragedi Mei 1998 Kamis, 21 Mei 1998 patut dicatat dalam sejarah Bangsa Indonesia karena pada hari itu Presiden kedua Republik Indonesia Soeharto, yang telah memimpin selama 32 tahun mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. Soeharto yang baru dua bulan dipilih kembali untuk ketujuh kalinya di tengah badai krisis moneter mendapat tekanan ekonomi maupun politik serta gelombang unjuk rasa yang menuntut reformasi dari mahasiswa dan berbagai kalangan. Berbagai tekanan tersebut pada akhirnya memaksa penguasa Orde Baru tersebut meletakkan jabatan. Dan sesuai konstitusi Wakil Presiden BJ Habibie melanjutkan estafet kepemimpinannya. Senin, 17 Mei 2021 230938 WIBSabtu, 13 Mei 2023 114404 WIB Harian Kompas 22/5/1998 memberitakan Pengunduran diri Presiden Soeharto dan mengambil sumpah Wakil Presiden BJ Habibie menjadi Presiden. Berikut peristiwa [...] Artikel Terkait Kronologi Lainnya
mundurnya presiden soeharto membawa habibie menggantikan menjadi presiden
MundurnyaPresiden Soeharto membawa Habbie menggantikan menjadi presiden. Dasar yang digunakan dalam hal ini adalah . a. keputusan presiden b. instruksi presiden c. ketetapan MPR d. pasal 18 UUD 1945 e. pasal 8 UUD 1945 Jawaban: e 81.
Jakarta - Tanggal 21 Mei 1998 ditandai sebagai awal dimulainya era reformasi setelah perjalanan panjang rakyat Indonesia menuntut perubahan. Soeharto akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden setelah didesak rakyat Indonesia untuk menyudahi pemerintahannya yang dinilai otoriter dan tidak mampu mengatasi krisis moneter yang terjadi saat moneter inilah satu dari beberapa faktor yang melatarbelakangi runtuhnya kekuasaan Soeharto di era Orde Baru yang telah bertahan selama 32 tahun. Ekonomi jatuh dan kepercayaan rakyat Indonesia terhadap pemerintah hilang, demonstrasi besar-besaran terjadi di mana-mana dan kerusuhan akibat kecemburuan sosial pun tak dapat rusuh yang identik dengan penjarahan dan perusakan toko dan rumah, serta beberapa kasus pelecehan seksual terhadap perempuan, peristiwa tersebut dikenang sebagai Peristiwa Kerusuhan Mei 1998 dan mendapat banyak kecaman dari berbagai ini kronologi berdirinya era Reformasi menggantikan era Orde Baru, dilansir dari berbagai 1 Mei 1998, Presiden Soeharto mengatakan reformasi baru dapat dilaksanakan pada 2003, pernyataan tersebut disampaikan melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan Dachlan. Sehari kemudian, 2 Mei 1998, pernyataan yang mendapat respons keras dari sejumlah kalangan, termasuk mahasiswa saat itu, diralat oleh Presiden Soeharto, pihaknya kemudian menyatakan reformasi dapat dilakukan sejak saat itu, yakni hari yang sama, Presiden Soeharto memangkas subsidi energi mengikuti saran dari International Monetery Fund atay IMF. Karuan saja keputusan tersebut menyulut aksi penolakan dari mahasiswa di beberapa wilayah di Indonesia. Sebab, akibat kebijakan tersebut harga Bahan Bakar Minyak atau BBM naik dari Rp700 menjadi per 3 Mei 1998, Presiden Soeharto mengundang pimpinan DPR, partai politik, dan partai Golongan Karya atau Golkar. Meskipun pertemuan tersebut tidak lazim, Presiden Soeharto berdalih acara tersebut merupakan pertemuan silaturahmi dan konsultasi setelah sidang umum MPR. Pertemuan dilakukan di kantor Presiden Soeharto di Bina Graha, Kompleks Istana Merdeka selama 90 pertemuan itu disampaikan Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan Alwi Dachlan. Hartono mengatakan, dalam pertemuan tersebut Soeharto menyampaikan keinginannya supaya DPR menggunakan hak inisiatif, untuk itu Soeharto meminta DPR untuk menyiapkan perangkat sesuai dengan aspirasi masyarakat untuk mereformasi sejumlah rambu-rambu harga BBM di tengah ekonomi masyarakat sedang terpuruk memicu demonstrasi besar-besaran di sejumlah kota di Indonesia, pada 4 Mei 1998 Mahasiswa di Medan, Bandung serta Yogyakarta melakukan aksi demonstrasi yang berubah menjadi kerusuhan saat para demonstran bentrok dengan aparat keamanan. Demonstrasi besar-besaran masih berlanjut hingga 5 Mei 1998 di Medan, demonstrasi ini juga berujung 9 Mei 1998, Soeharto menghadiri pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G-15 di Kairo, Mesir, sekaligus kali terakhir lawatan Soeharto ke luar negeri sebagai presiden. Kemudian pada 12 Mei 1998, bertepatan dengan hari Selasa pukul WIB, ribuan mahasiswa Universitas Trisakti melakukan aksi damai untuk menyampaikan aspirasi ke DPR/MPR. Namun aksi pawai tersebut dihadang oleh aparat tersebut berujung pada penembakan aparat keamanan terhadap demonstran yang mengakibatkan empat orang mahasiswa Trisakti tewas. Mereka adalah Hafidin Royan, Elang Mulia Lesmana, Hery Hartanto, dan Hendryawan, keempat mahasiswa ini dikenang sebagai pahlawan reformasi dan peristiwa tersebut dinamai Tragedi setelah peristiwa berdarah tersebut, sejumlah mahasiswa dari berbagai Universitas di Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Tangerang mendatangi Kampus Universitas Trisakti untuk menyampaikan duka cita. Namun, secara tiba-tiba menjelang tengah hari sekelompok masa datang dari Jalan Daan Mogot menuju Kampus Universitas Trisakti dan bentrok dengan aparat keamanan. Peristiwa tersebut terjadi di bawah jembatan layang Grogol, Jakarta Barat. Hari itu disebut juga dengan Hari Rabu Kelabu 13 Mei 1998, yang menyebabkan Jakarta jadi kota Peristiwa Kerusuhan Mei 1998 semakin menjadi pada 14 Mei 1998, penjarahan dan perusakan toko dan rumah etnis Tionghoa terjadi di sejumlah kota di Indonesia. Bahkan penjarahan juga terjadi di sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta dan sekitarnya, di antaranya Supermarket Hero, Superindo, Makro, Goro dan Ramayana serta Borobudur. Selain dijarah dan dirusak, beberapa toko tersebut dibakar oleh massa yang 288 orang tewas dan 101 mengalami luka-luka akibat peristiwa itu, data tersebut dicatat oleh Palang Merah Indonesia. Kerugian DKI Jakarta akibat kerusuhan tersebut diperkirakan mencapai triliun dengan perincian sebanyak bangunan rusak, 21 di antaranya merupakan bangunan milik pemerintah. Informasi tersebut disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso. Di hari yang sama, Soeharto yang tengah berada di Mesir, mengatakan di depan masyarakat Indonesia di Kairo, dirinya bersedia mengundurkan diri apabila rakyat Indonesia memang benar-benar menginginkan hal 15 Mei 1998, Soeharto balik ke Indonesia, setibanya di Jakarta ia memanggil Wakil Presiden Habibie, Wiranto, Kepala Staf Angkatan, Pangdam Jaya Sjafrie Sjamsoeddin untuk mengevaluasi situasi. Selama di Kairo, Soeharto mendapatkan informasi terkait perkembangan situasi kerusuhan dari putri sulungnya, Siti Hardiyanti Rukmana. Dalam pertemuan bersama Wakil Presiden dan sejumlah pejabat tersebut, Soeharto membantah bahwa dirinya telah mengatakan bersedia mengundurkan Jakarta semakin mencekam, 16 Mei 1998, warga asing secara massal kembali ke negara mereka dan berusaha secepat mungkin meninggalkan Jakarta, menyebabkan Bandara penuh sesak. Soeharto kembali memanggil Wiranto bersama KSAD Jenderal Subagyo dan Menteri Sekretaris Negara Saadillah Mursyid. Soeharto menginstruksikan kepada mereka untuk membentuk Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban atau pada 18 Mei 1998, ribuan mahasiswa dan delegasi mendatangi gedung DPR/MPR untuk menyampaikan aspirasi agar Soeharto mundur dari jabatan presiden, mereka menyebut diri sebagai delegasi Gerakan Reformasi Nasional. Di depan massa, Ketua DPR/MPR Harmoko didampingi sejumlah wakilnya mengadakan siaran pers. Dalam siaran pers tersebut, Harmoko menyampaikan bahwa dirinya dan juga jajaran DPR lainnya juga menghendaki serta menyarankan agar Presiden Soeharto mengundurkan kabar tersebut, 19 Mei 1998, Soeharto kemudian memanggil sejumlah tokoh Islam yang terdiri dari sembilan orang. Di antaranya yaitu Nurcholis Madjid, Abdurachman Wahid, Malik Fajar, dan KH Ali Yafie. Dalam pertemuan tersebut berlangsung selama dua jam lebih, para tokoh agama ini menyampaikan bahwa rakyat Indonesia tetap menginginkan Soeharto mundur dari jabatan presiden. Namun Soeharto tetap kukuh bahwa dirinya tetap bisa mengatasi keadaan saat itu, ia menolak mundur dan mengusulkan pembentukan Komite sebelum mundurnya Soeharto, 20 Mei 1998, malam hari Soeharto menerima surat hasil keputusan dari 14 Menteri Koordinator Kabinet Pembangunan VII yang menyatakan sikap tidak bersedia menjabat sebagai menteri dalam kabinet mendatang yakni Kabinet Reformasi maupun reshuffle Kabinet Reformasi. Soeharto merasa terpukul dan ditinggalkan oleh orang-orang kepercayaannya. Malam itu, setelah berdiskusi dengan sejumlah pejabat, di antaranya Wiranto, akhirnya Soeharto bersedia melengserkan jabatannya kepada Wakil Presiden Habibie dan akan diumumkan keesokan 21 Mei 1998, di Istana Merdeka, tepat pukul Soeharto mengumumkan mundur dari jabatan presiden dan digantikan Habibie sebagai presiden ketiga RI. Dengan begitu, dimulainya era KHOIRUL MUHID Baca 23 Tahun Reformasi detik-detik Menentukan Presiden Soeharto Lengser
MundurnyaPresiden Soeharto membawa Habbie menggantikan menjadi presiden. Dasar yang dipakai dalam hal ini yaitu . a. Keputusan presiden c. Tokoh-tokoh yang akan ditunjuk menjadi anggota banyak yang menolak. d. Program Kabinet Reformasi kurang jelas Usaha Presiden B. J. Habibie mereformasi perekonomian Indonesia dengan membentuk

Question3 30 seconds Q. Mundurnya Presiden Soeharto membawa Habibie menggantikan menjadi presiden. Dasar yang digunakan dalam hal ini adalah. answer choices instruksi presiden ketetapan MPR pasal 18 UUD 1945 pasal 8 UUD 1945 Question 4 30 seconds Q. Tekanan terhadap kepemimpinan Soeharto menjelang kejatuhan Orde Baru berasal dari.

Padatanggal 21 Mei 1998, presiden Soeharto menyatakan (declare) berhenti secara sepihak tanpa laporan pertanggungjawaban atau persetujuan pihak manapun karena kondisi saat itu sedang darurat dan gedung MPR/DPR dikuasai massa. Akhirnya presiden Soeharto menyatakan berhenti dan secara otomatis wakil presiden Habibie menjadi presiden.

Akhirnyapresiden Soeharto menyatakan berhenti dan se pedoman otomatis wakil presiden Habibie menjadi presiden. Pemindahan kekuasaan dari presiden ke wakil presiden tersebut mirip dengan Pasal 8 UUD 1945 yg menyebutkan bahwa “jika presiden mangkat, berhenti, atau enggak bisa melakukan kewajibannya dalam waktu jabatannya, ia diganti oleh

.